Pada masa sekarang, Vertical garden masih belum familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Jauh sebelum dikenal di Indonesia, masyarakat dari negara-negara
yang memiliki lahan terbatas sudah memanfaatkan solusi ini, contohnya di
Jepang. Pemerintah Singapura menunjukkan dukungan dengan memberikan
inisiatif kepada masyarakat atau bangunan untuk menggunakan vertical
garden. Di negara-negara yang lahannya mahal, vertical garden
bukan menjadi sebuah pilihan lagi tapi sebuah keharusan.
Masyarakat di
Indonesia dapat menggunakan solusi ini untuk menghadirkan
nuansa segar dan hijau di rumah sendiri. Cara ini juga dapat membantu
menghasilkan udara segar
di antara pekatnya polusi kota.
Contoh Vertical Garden |
Vertical garden adalah
suatu bentuk cara penanaman dengan menggunakan arah vertikal.
Pada prinsipnya sistem penanaman pada vertical garden
tidak berbeda dengan sistem penanaman hidroponik pada umumnya. Asalkan semua kebutuhan
tanaman terpenuhi, maka tanaman akan tumbuh secara optimal.
Mungkin kita pernah terheran-heran dengan sistem penanaman
hidroponik, di mana tanaman bisa tumbuh dengan sangat subur tanpa
menggunakan media tanah sama sekali.
Rahasianya, unsur hara tanaman (pupuk) disuplai dengan melalui
penyiraman tanaman. Akar tanaman menancap pada berbagai jenis media
tanam yang digunakan. Di mana media tersebut hanya berfungsi sebagai
alat untuk berpegangan akar tanaman sehingga bisa menopang tubuh
tanaman.
Semua kebutuhan nutrisi tanaman
disuplai melalui penyiraman tanaman. Berbagai bahan bisa digunakan
sebagai media untuk tempat akar mencengkeram dan menopang tubuh tanaman.
Media tanamnya juga tidak
terlalu banyak dan anda dapat dengan mudah mengganti tanaman dengan
tanaman
lain jika sudah bosan.
Penerapan cara ini masih sangat sulit dilakukan
jika anda ingin membuatnya secara mandiri. Penanaman ini biasanya dapat
dipesan dan harganya rata-rata cukup mahal, sekitar Rp 1 juta/m2,
sehingga kita harus merogoh kocek lebih dalam bila anda ingin memilih
cara ini untuk menghias rumah.
0 komentar:
Posting Komentar