Selama berabad-abad, masyarakat yang
hidup di Timur Tengah bermimpi untuk mengubah padang pasir yang panas
dan tandus menjadi lahan pertanian, dengan air yang mengalir deras dari
kran.
Kini, mimpi itu makin dekat pada
kenyataan, setelah para ilmuwan yang dipekerjakan pimpinan Abu Dhabi
mengklaim telah menghasilkan serangkaian hujan di lahan panas.
Ilmuwan mengklaim telah menurunkan hujan di Al Ain, di Timur Abu Dhabi, menggunakan teknologi yang didesain mengontrol cuaca. Saat cuaca cerah dan tak berawan, apalagi hujan, di wilayah Al Ain, dengan alat ini, justru bisa turun hujan. Bahkan, bisa turun hujan sampai 52 kali!
Kebanyakan hujan dihasilkan di puncak
musim panas, Juli dan Agustus. Para ilmuwan bekerja secara rahasia atas
perintah presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan.
Mereka menggunakan ioniser raksasa, rangka baja yang bentuknya seperti penutup lampu untuk menghasilkan partikel negatif. Alat ini akan mendorong terbentuknya formasi awan yang diharapkan akan memicu turunnya hujan.
Dalam sebuah video rahasia, pendiri
perusahaan Swiss yang bertanggung jawab dalam proyek ini, Metro Systems
International, mengklaim telah sukses. “Kami telah berhasil menurunkan
hujan,” kata Helmut Fluhrer, seperti dimuat Daily Mail.
Seperti diberitakan Sunday Times, ini adalah kali pertamanya, sebuah sistem mampu menciptakan hujan di langit yang cerah.
Di masa lalu, China dan beberapa negara
lainnya menggunakan bahan kimia untuk menyemai awan, baik untuk
merangsang turunnya hujan maupun menghentikan tumpahan air dari langit.
Juni lalu, Metro System membangun lima
ioniser atau peng-ion dengan 20 pengemisi yang bisa menciptakan
triliunan ion pembentuk awan ke atmosfer. Proyek ini dimonitor oleh Max
Planck Institute for Meteorology, salah satu dari pusat fisika atmosfer
utama dunia.
Beberapa ilmuwan ragu dengan hasil
mencengangkan proyek Abu Dhabi, apalagi negara itu berada di pesisir
yang kemungkinan kecil bisa mengalami curah hujan di musim panas (yang
dipicu naiknya uap dari laut yang panas) sebelum akhirnya menjadi hujan.
Namun, penelitian mengungkapkan, turunnya hujan di wilayah itu bisa terjadi setelah mesin peng-ion dinyalakan.
Professor Peter Wilderer dari University
of Munich mengaku menjadi saksi keajaiban proyek ini. “Kita makin
mendekat ke sebuah titik, di mana kita bisa meningkatkan ketersediaan
air bersih menghadapi perubahan global yang dramatis,” kata dia.
from : www.lintasberita.com
from : www.lintasberita.com
0 komentar:
Posting Komentar