Kita mengenal
satellite sebagai alat komunikasi, tapi lain halnya dengan NASA menggunakan
satellite untuk kepentingan penelitian, bukan komunikasi. Yang perlu
kita ketahui juga adalah satellite dapat digunakan sebagai alat
pengintai, bahkan beberapa membuat satellite penghancur yang dinamakan
anti satellite weapons/”killer satellite”. Mereka mengatakan satellite dibuat untuk menghancurkan musuh. Sejarah mengajarkan kita
bahwa siapapun bisa menjadi musuh.
Satellite
dipasang dengan beberapa cara. Tidak jauh berbeda dengan teleskop luar
angkasa. Ada yang dirakit jadi di bumi lalu dibawa dengan pesawat
ulang-alik untuk diletakkan di orbit bumi. Ada juga satelit yang
dirancang di luar angkasa. Biasanya satellite ini diberangkatkan dengan
beberapa mekanik lalu mekaniknya itu yang merakit satellite tersebut di
luar angkasa. Apabila satellite mengalami kerusakan, akan dikirim juga
sekelompok mekanik untuk memperbaikinya langsung di luar angkasa. Ada
juga satellite yang dibiarkan hancur begitu saja karena sudah waktunya.
Ini termasuk salah satu faktor yang menambah sampah luar angkasa (space
debris) yang sebenarnya sudah cukup banyak dan berbahaya.
NASA
dan organisasi science lainnya memanfaatkan satellite sebagai alat
untuk mebantu penelitian mereka. Oleh karena itu kita mengenal yang
adanya penginderaan jauh yang berasal dari satellite-satellite yang
digunakan untuk meneliti keadaan bumi. Lain halnya dengan NASA. NASA
menggunakan satelit untuk meneliti objek yang berada di luar bumi.
Misalkan yang paling terkenal dari NASA yaitu teleskop mereka yang
dinamakan hubble. Teleskop ini juga diluncurkan keluar angkasa dan
diadakan perakitan disana. Saat ini mereka merakit teleskop yang lebih
hebat dari hubble. Teleskop ini menggabungkan empat lensa teleskop
terbesar yang pernah ada. Kabarnya dengan adanya teleskop ini akan
memperbesar penemuan tentang adanya kehidupan lain di luar sana.
Kecanggihan
satellite ternyata disadari oleh banyak pihak. Oleh karena itu banyak
isu yang berkembang seperti “batas atas“ kedaulatan nasional suatu
negara, ketinggian dan implikasi politik yang terjadi terhadap
pelanggaran batas tersebut, hak individual atau koloni atas penjelajahan
luar angkasa.
Saat
ini sedang marak mengenai penanaman verichip di tubuh manusia yang
dibuat oleh mondex, kepanjangan dari Monetary dan Dexter. Chip ini akan
ditanamkan di dahi atau di tangan kita. Jika kita membaca kegunaan
daripada chips tersebut tentunya dunia akan menerimanya karena chips ini
akan memberikan kemudahan seperti membeli barang, membuka rekening,
travelling, medical condition anda akan terbaca dengan chips ini, dan
yang lebih fantastis keberadaaan anda akan dapat dilacak menggunakan
satelit mereka yang dinamakan Big Brother Satellite. 2 negara yang
dipastikan sudah menggunakan VeriChip ini adalah China dan Rusia. mereka
mendukung satelit Chips Big Brother ini dan pada tahun 2015 dikatakan
bahwa China akan mempunyai 100 satelit GPS Big Brother dinegara
mereka. Perlu diketahui pada saat ditanamkan, tranceiver yang
menggunakan tenaga elektromekanik melalui gerakan dari otot-otot
manusia. Aktivasi dapat dilakukan melalui remote monitor fasilitas
daripada GPS. Alat tersebut juga dapat memonitor fungsi biologis dari
tubuh manusia tersebut seperti detak jantung. Tranceiver didalam tubuh
manusia tersebut juga dapat mengirim dan menerima data dari teknologi
GPS.
Yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang bisa menjamin kalau satellite itu tidak akan
disalahgunakan? Beberapa orang yang sudah memakai chip tersebut tentunya
bisa dibuat mati apabila membangkang hanya melalui satellite yang
dinamakan big brother. Bagaimana apabila semua manusia sudah menanamkan
chip tersebut? Tentunya kekuasaan dunia akan dipegang oleh penguasa
satellite tersebut. Lalu, apabila saatnya tiba apakah Indonesia akan
menyetujuinya? Saya hanya bisa mengatakan satellite saat ini sudah tidak
hanya sebagai alat komunikasi saja. Mungkin dari awal ia memang tidak
dibuat untuk alat komunikasi, ada tujuan yang lebih besar di balik itu.
Tapi siapa yang tahu?
0 komentar:
Posting Komentar